Senin, 22 Agustus 2011

BERRAMAI-RAMAI MENEBAR KETAKUTAN

 

Besok di PN Jakarta Selatan ada sidang pembacaan putusan terhadap seseorang. Pemberitaan tentang persiapan pembacaan putusan itu telah menyeruak memenuhi sisi pemberitaan setiap media. Mulai dari persiapan keamanan yang akan dipimpin langsung oleh Kapolda, persiapan pengalihan arus lalu lintas, rombongan penonton sidang yang bergerak dari Jawa Tengah sampai hal-hal kecil seperti himbauan agar polisi berhati-hati makan di warung.
Dari berbagai pemberitaan tersebut, benang merah (minjam istilah Parto OVJ) yang dapat ditarik adalah bahwa semua pihak bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yaitu anarki. Semua pihak berpacu dengan waktu mengkonsolidasikan diri agar siap menghadapi hari esok. Tentu saja seperti dalam buku-buku motivasi, persiapan terbaik harus dilakukan sambil berharap bahwa kemungkinan terburuk tidak akan terjadi.
Dari sisi masyarakat, berbagai persiapan itu rasanya mulai menyerang bagian yang paling sensitif yaitu rasa ketakutan. SMS berantai, jejaring sosial turut andil menyebarkan ketakutan itu. Bahkan terakhir pemberitaan media (entah mengutip siapa), mengharapkan masyarakat yang tidak memiliki keperluan penting agar menahan diri, tidak melakukan perjalanan. Saya dan mungkin juga anda sebagai masyarakat pasti bertanya-tanya, seberapa aman kota ini (Jakarta) sebagai tempat hidup kita ? seberapa nyaman kota ini dapat menampung anak-anak kita hidup dan berkehidupan ?
Kita berharap bahwa dalam kondisi-kondisi seperti inilah Negara dapat hadir menenteramkan perasaan warganya. Saat-saat seperti ini kita menginginkan Negara mengusir seluruh ketakutan warga. Kita tidak menginginkan mereka-mereka yang mewakili negara ikut serta menghembuskan nafas-nafas ketakutan, sekalipun dengan dalih untuk pengamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar