Rabu, 16 November 2011

Diklat Specialised Management of Financial Crime Program 2

Mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) adalah suatu upaya untuk me-recharge pemikiran dan pola dalam bekerja. Diklat bagaikan oase di tengah kehausan rasa jenuh dan harapan nuansa lain dalam bekerja. Betapa tidak, setelah sekian lama terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang berjalan monoton, diklat menghadirkan suasana segar dan baru tentang berbagai perkembangan. Perkembangan sistem dan pola kerja institusi lain serta mekanisme kerjasama yang dapat dibangun diantaranya.
Bertempat dalam lingkungan Akpol Semarang, terdapat satu bagian wilayah yang dikelilingi dengan pagar listrik bertegangan tinggi. Namanya cukup mentereng, Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC). Ditempat tersebut pada 21 Oktober sampai 11 Nopember 2011, berlangsung Diklat Specialised Management of Financial Crime Program 2. Pesertanya datang dari Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, KPK dan PPATK.
Sesuai dengan nama diklatnya, konsentrasi lebih ditujukan pada upaya mengembangkan sinergi antar berbagai institusi dalam penanganan kejahatan yang berhubungan dengan keuangan. Tulisan ini tidak membahas isi/materi Diklat (kelak akan dipaparkan pada kesempatan lain), melainkan pada hal-hal ringan yang terjadi pada saat Diklat tersebut.

1.    Tentang pelaksanaan diklat, Pemateri dan Penyelenggara
Diklat dilaksanakan selama dua minggu dengan jadwal yang sangat ketat. Pagi hari, Diklat dimulai pada pukul 08.30 hingga pukul 10.00. kemudian dilanjutkan dengan coffee break/tea time selama setengah jam. Setelahnya, pelajaran berlanjut hingga pukul 12.00, sebelum istrahat makan siang selama sejam. Pada pukul 13.00, pelajaran berlangsung kembali sebelum break pada pukul 15.00. Setelah break selama setengah jam, pelajaran diteruskan hingga pukul 17.00. Sesudahnya, proses pelajaran terhenti dan peserta dipersilahkan untuk mengisi waktu dengan berbagai kegiatan yang sifatnya pribadi.
Program ini dibiayai oleh Uni Eropa dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan pengetahuan para penegak hukum dalam menangani tindak pidana yang berkaitan dengan keuangan.
Pada awal program, para peserta diajak penyelenggara membuat kontrak yang pada intinya adalah mengikuti pembelajaran dengan aktif, tertib waktu dan tidak menggunakan ponsel selama pembelajaran. Ternyata pola ini efektif selama program berlangsung karena peserta yang diberi tanggung jawab dapat benar-benar melaksanakan klausul kontrak tersebut tanpa harus dikejar-kejar. Terhadap hal ini, penyelenggara memberikan pujian secara khusus.
Tidak seperdi Diklat yang lain, penyelenggara meniadakan pembelajaran malam. Sebagai gantinya, para peserta dapat memasuki ruang komputer dan mendengarkan paparan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pencucian uang atau teknik-teknik penyidikan dari komputer, sekaligus mengisi soal-soal ujian pada bagian akhir. Keberhasilan menjawab soal-soal ujian ini (minimal 70 % benar) akan menghasilkan satu sertifikat untuk setiap modul.
Pemateri didatangkan dari Bank Umum, PPATK, KPK, Polri, Kejaksaan, Akademisi UI dan Akuntan dari Bank Dunia. Materi telah dirancang sedemikian rupa, berlangsung secara teratur dan sistematis, berawal dari Pola kerja dan hambatan yang dialami para pebisnis perbankan. Sesudahnya, pihak PPATK masuk memaparkan tentang Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan sebelum dieksekusi oleh pihak Polri, Kejaksaan dan KPK.
Penyelenggara yang berperan mendampingi para peserta selama Diklat adalah orang yang secara khusus didatangkan dari Austrac Australia (PPATK-nya Australia). Kendala bahasa yang berbeda dapat dipecahkan oleh pihak JCLEC dengan menyertakan seorang interpreter setiap kali pemateri/penyelenggara asing memulai pembicaraan.

2.    Tentang makanan
Satu hal yang menarik dalam program ini adalah berkaitan dengan makanan yang sangat istimewa. Makanan di set up oleh para ahli gizi berkaitan dengan asupan kalori yang dibutuhkan peserta dalam mengikuti Diklat. Variasi makanan juga sangat diperhatikan oleh para chef yang sangat handal. Berbagai jenis makanan disajikan dengan cita rasa eropa namun tetap menggunakan bahan-bahan lokal. Hampir seluruh peserta Diklat memuji rasa dan variasi makanan selama di JCLEC. Hasilnya adalah para peserta dapat mengikuti pembelajaran dengan tenang tanpa merasa kelelahan. Satu-satunya pengecualian adalah pada materi setelah makan siang, para peserta sering dilanda kantuk akibat suasana siang dan perut yang kekenyangan.
Selain itu, sepanjang penyelenggaraan Diklat, air minum kemasan dalam botol, minuman berupa teh atau kopi tersedia secara gratis. Setiap peserta, pemateri ataupun penyelenggara dapat memperolehnya setiap saat bahkan hingga tengah malam ataupun subuh dinihari.

3.    Tentang fasilitas
Dalam penyelenggaraan diklat, foto copy materi selalu disediakan penyelenggara sebelum atau setelah materi disajikan. Foto copy yang disediakan segera ini melengkapi fasilitas dalam ruang kelas ber AC yang berisi Layar proyektor dan dua televisi flat yang diletakkan di dinding dalam ruangan.
Demikian pula suasana kamar dan berbagai fasilitas penunjangnya yang setara dengan kamar dalam hotel. Peserta diberikan keleluasaan untuk menempati setiap kamar sekaligus menikmati jasa laundry setiap harinya.
Dalam kompleks JCLEC juga tersedia ruang-ruang kecil untuk diskusi kelompok. Setiap ruangan tersebut telah pula dilengkapi dengan komputer, TV Flat yang berkoneksi dengan komputer serta berbagai fasilitas pendukung pembelajaran lainnya. Setiap ruangan (disebut ruang sindikat) dapat dimonitor melalui CCTV dari ruang kontrol sehingga nampak bagaimana para peserta melakukan diskusi ataupun hanya sekedar ber-SMS ria.

Sebenarnya masih banyak hal-hal menarik di JCLEC yang dapat dijadikan contoh bagi pelaksanaan Diklat di lembaga lain (untuk semua ini big thanks pada Pak JJ dan Mbak Yuni yang telah berjuang keras mewujudkan yang terbaik demi kenyamanan dan ketenangan para peserta selama pembelajaran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar