Mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) adalah suatu upaya untuk
me-recharge pemikiran dan pola dalam bekerja. Diklat bagaikan oase di tengah
kehausan rasa jenuh dan harapan nuansa lain dalam bekerja. Betapa tidak,
setelah sekian lama terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang berjalan monoton,
diklat menghadirkan suasana segar dan baru tentang berbagai perkembangan. Perkembangan
sistem dan pola kerja institusi lain serta mekanisme kerjasama yang dapat
dibangun diantaranya.
Bertempat dalam lingkungan Akpol Semarang, terdapat satu bagian wilayah yang
dikelilingi dengan pagar listrik bertegangan tinggi. Namanya cukup mentereng,
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC). Ditempat tersebut pada 21
Oktober sampai 11 Nopember 2011, berlangsung Diklat Specialised Management of
Financial Crime Program 2. Pesertanya datang dari Kejaksaan Agung, Kepolisian
RI, KPK dan PPATK.
Sesuai dengan nama diklatnya, konsentrasi lebih ditujukan pada upaya
mengembangkan sinergi antar berbagai institusi dalam penanganan kejahatan yang
berhubungan dengan keuangan. Tulisan ini tidak membahas isi/materi Diklat
(kelak akan dipaparkan pada kesempatan lain), melainkan pada hal-hal ringan
yang terjadi pada saat Diklat tersebut.
1. Tentang pelaksanaan
diklat, Pemateri dan Penyelenggara
Diklat dilaksanakan selama dua minggu dengan jadwal
yang sangat ketat. Pagi hari, Diklat dimulai pada pukul 08.30 hingga pukul
10.00. kemudian dilanjutkan dengan coffee break/tea time selama setengah jam. Setelahnya,
pelajaran berlanjut hingga pukul 12.00, sebelum istrahat makan siang selama
sejam. Pada pukul 13.00, pelajaran berlangsung kembali sebelum break pada pukul
15.00. Setelah break selama setengah jam, pelajaran diteruskan hingga pukul 17.00.
Sesudahnya, proses pelajaran terhenti dan peserta dipersilahkan untuk mengisi
waktu dengan berbagai kegiatan yang sifatnya pribadi.
Program ini dibiayai oleh Uni Eropa dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan pengetahuan para penegak hukum dalam
menangani tindak pidana yang berkaitan dengan keuangan.
Pada awal program, para peserta diajak penyelenggara membuat
kontrak yang pada intinya adalah mengikuti pembelajaran dengan aktif, tertib
waktu dan tidak menggunakan ponsel selama pembelajaran. Ternyata pola ini
efektif selama program berlangsung karena peserta yang diberi tanggung jawab
dapat benar-benar melaksanakan klausul kontrak tersebut tanpa harus
dikejar-kejar. Terhadap hal ini, penyelenggara memberikan pujian secara khusus.
Tidak seperdi Diklat yang lain, penyelenggara
meniadakan pembelajaran malam. Sebagai gantinya, para peserta dapat memasuki
ruang komputer dan mendengarkan paparan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pencucian uang atau teknik-teknik penyidikan dari komputer,
sekaligus mengisi soal-soal ujian pada bagian akhir. Keberhasilan menjawab
soal-soal ujian ini (minimal 70 % benar) akan menghasilkan satu sertifikat
untuk setiap modul.
Pemateri didatangkan dari Bank Umum, PPATK, KPK,
Polri, Kejaksaan, Akademisi UI dan Akuntan dari Bank Dunia. Materi telah
dirancang sedemikian rupa, berlangsung secara teratur dan sistematis, berawal
dari Pola kerja dan hambatan yang dialami para pebisnis perbankan. Sesudahnya,
pihak PPATK masuk memaparkan tentang Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
sebelum dieksekusi oleh pihak Polri, Kejaksaan dan KPK.
Penyelenggara yang berperan mendampingi para peserta
selama Diklat adalah orang yang secara khusus didatangkan dari Austrac
Australia (PPATK-nya Australia). Kendala bahasa yang berbeda dapat dipecahkan
oleh pihak JCLEC dengan menyertakan seorang interpreter setiap kali
pemateri/penyelenggara asing memulai pembicaraan.
2. Tentang makanan
Satu hal yang
menarik dalam program ini adalah berkaitan dengan makanan yang sangat istimewa.
Makanan di set up oleh para ahli gizi berkaitan dengan asupan kalori yang
dibutuhkan peserta dalam mengikuti Diklat. Variasi makanan juga sangat
diperhatikan oleh para chef yang sangat handal. Berbagai jenis makanan
disajikan dengan cita rasa eropa namun tetap menggunakan bahan-bahan lokal.
Hampir seluruh peserta Diklat memuji rasa dan variasi makanan selama di JCLEC.
Hasilnya adalah para peserta dapat mengikuti pembelajaran dengan tenang tanpa merasa
kelelahan. Satu-satunya pengecualian adalah pada materi setelah makan siang,
para peserta sering dilanda kantuk akibat suasana siang dan perut yang
kekenyangan.
Selain itu, sepanjang
penyelenggaraan Diklat, air minum kemasan dalam botol, minuman berupa teh atau
kopi tersedia secara gratis. Setiap peserta, pemateri ataupun penyelenggara
dapat memperolehnya setiap saat bahkan hingga tengah malam ataupun subuh
dinihari.
3. Tentang fasilitas
Dalam penyelenggaraan diklat, foto copy materi selalu
disediakan penyelenggara sebelum atau setelah materi disajikan. Foto copy yang
disediakan segera ini melengkapi fasilitas dalam ruang kelas ber AC yang berisi
Layar proyektor dan dua televisi flat yang diletakkan di dinding dalam ruangan.
Demikian pula suasana kamar dan berbagai fasilitas
penunjangnya yang setara dengan kamar dalam hotel. Peserta diberikan
keleluasaan untuk menempati setiap kamar sekaligus menikmati jasa laundry
setiap harinya.
Dalam kompleks JCLEC juga tersedia ruang-ruang kecil untuk diskusi
kelompok. Setiap ruangan tersebut telah pula dilengkapi dengan komputer, TV
Flat yang berkoneksi dengan komputer serta berbagai fasilitas pendukung
pembelajaran lainnya. Setiap ruangan (disebut ruang sindikat) dapat dimonitor
melalui CCTV dari ruang kontrol sehingga nampak bagaimana para peserta
melakukan diskusi ataupun hanya sekedar ber-SMS ria.
Sebenarnya
masih banyak hal-hal menarik di JCLEC yang dapat dijadikan contoh bagi
pelaksanaan Diklat di lembaga lain (untuk semua ini big thanks pada Pak JJ dan
Mbak Yuni yang telah berjuang keras mewujudkan yang terbaik demi kenyamanan dan
ketenangan para peserta selama pembelajaran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar